Tulisan ini hanya ingin membahas salah satu judul dari sebuah buku
karangan Ismunandar yang berjudul Kimia Populer. Beliau membahas topik unik
dalam setiap judulnya salah satu diantaranya adalah romansa kimia.
Kenapa ya kalau
pasangan yang cocok, sering dibilang karena ada chemistry-nya? Apa memang ada senyawa kimia yang megggugah dan
menjaga cinta? Dan, benarkah hewan menggunakan zat kimia juga untuk menarik
pasangannya? Berikut adalah jawabannya.
Senyawa kimia penarik lawan jenis pada hewan
Awalnya peneliti
mempertanyakan, bagaimana kecoa yang setiap hari berada pada ruang gelap bisa
menemukan jodohya? Mungkin banyak diantatra kita yang memandang ini sebagai
pertanyaan iseng. Tetapi, nyatanya, berawal dari pertanyaan yang seolah iseng
inilah terkuak rahasia perjodohan yang ternyata senyawa kimia. Jadi, mereka
menemukan jodohnya bukan dengan berkirim SMS atau email, tapi berkirim pesan
lewat senyawa kimia. Senyawa kimia pengirim pesan cinta ini disebut feromon
seks karena isi pesannya khusus mengajak kencan lawan jenisnya. Sebenarnya,
hewan juga menggunakan feromon untuk tujuan lain, misalnya mengajak berkumpul, ngerumpi, atau lari dari kejaran mangsa.
Kecoa betina
menarik lawan jenisnya dengan cara mengeluarkan periplanon-B. menurut cerita,
senyawa ini dimanfaatkan CIA untuk mengkap seorang mata-mata menggunakan detektor
kecoa jantan. Kecoa jantan degan sangat tepat menemukan orang yang bajunya
terkena periplanon-B, walaupun si mata-mata tidak membaui senyawa ini. Dari
penelitian pada hewan-hewan lain, cara kerja yang sama juga ditemukan. Hamster
betina misalnya, menurut penelitian juga menggunakan dimetil disulfide untuk
menarik hamster jantan mendekat.
Tetapi, yang
mengejutkan adalah gajah dan ngengat ternyata mempunyai feromon seks yang sama,
yakni Z-7-dodesen-1-il. Nah, gimana
kalau ketukar pasangan? Untungya, hal itu tidak mungkin terjadi karena ternyata
feromon ngengat tidak hanya senyawa itu, ada campuran yang lainnya. Jadi, kalau
ngegat betina yang memanggil. Sebaliknya, gajah jantan tidak akan mencium
Z-7-dodesen-1-il-asetat yang dikeluarkan ngengat, soalnya indera penciuman
gajah tidak cukup peka dengan sedikit Z-7-dodesen-1-il-asetat yang dikeluarkan
ngengat. Gajah baru akan sadar kalau ada panggilan kekasihnya yang mengeluarkan
Z-7-dodesen-1-il-asetat dalam jumlah banyak.
Ramuan cinta manusia
Bagaimana untuk
kasus manusia? Seperti yang tertulis di majalah National Geographic Indonesia, edisi Februari 2006, hasil
penelitian Helen Fisher dan kawan-kawan menyatakan bahwa ketika seseorang
memandang kekasih hatinya, dopamine akan merangsang bagian ventral tegmental dan caudate nucleus di otak menyala. Dalam
dosis yang tepat, dopamine menciptakan kekuatan, kegembiraan, perhatian yang
terpusat, serta dorongan yang kuat untuk memberikan imbalan. Itu sebabnya jatuh
cinta dapat membuat makan tak enak, tidur tak nyenyak. Peneliti-peneliti lain
menunjukkan bahwa gangguan kimia tubuh memang terjadi ketika seseorang jatuh
cinta. Misalnya didapatkan bahwa kadar serotonin orang yang terobsesi dengan
kekasihnya 40% lebih rendah dari kadar serotonin orang normal.
Oh ya, katanya
kakek-nenek kita dapat rukun sampai mereka lansia juga karena senyawa kimia.
Namanya oksitosin. Kesetiaan pada pasangan, menurut penelitian, berhubungan
dengan kadar oksitosin yang tinggi. Katanya kadar oksitosin ini dapat
ditingkatkan dengan cara masing-masing dari pasangan berusaha menyayangi
pasangannya, walau kadang pasangannya menjengkelkan. Itu barangkali nasehat
orang tua ‘cinta tumbuh karena biasa’.
Sumber:
Ismunandar. 2007. Kimia Populer, dari kasus
merkuri sampai energy matahari. ITB. Bandung.