Minggu, 02 Agustus 2015

Senyawa Kimia Penarik Lawan Jenis

Tulisan ini hanya ingin membahas salah satu judul dari sebuah buku karangan Ismunandar yang berjudul Kimia Populer. Beliau membahas topik unik dalam setiap judulnya salah satu diantaranya adalah romansa kimia.
Kenapa ya kalau pasangan yang cocok, sering dibilang karena ada chemistry-nya? Apa memang ada senyawa kimia yang megggugah dan menjaga cinta? Dan, benarkah hewan menggunakan zat kimia juga untuk menarik pasangannya? Berikut adalah jawabannya.

Senyawa kimia penarik lawan jenis pada hewan
Awalnya peneliti mempertanyakan, bagaimana kecoa yang setiap hari berada pada ruang gelap bisa menemukan jodohya? Mungkin banyak diantatra kita yang memandang ini sebagai pertanyaan iseng. Tetapi, nyatanya, berawal dari pertanyaan yang seolah iseng inilah terkuak rahasia perjodohan yang ternyata senyawa kimia. Jadi, mereka menemukan jodohnya bukan dengan berkirim SMS atau email, tapi berkirim pesan lewat senyawa kimia. Senyawa kimia pengirim pesan cinta ini disebut feromon seks karena isi pesannya khusus mengajak kencan lawan jenisnya. Sebenarnya, hewan juga menggunakan feromon untuk tujuan lain, misalnya mengajak berkumpul, ngerumpi, atau lari dari kejaran mangsa.
Kecoa betina menarik lawan jenisnya dengan cara mengeluarkan periplanon-B. menurut cerita, senyawa ini dimanfaatkan CIA untuk mengkap seorang mata-mata menggunakan detektor kecoa jantan. Kecoa jantan degan sangat tepat menemukan orang yang bajunya terkena periplanon-B, walaupun si mata-mata tidak membaui senyawa ini. Dari penelitian pada hewan-hewan lain, cara kerja yang sama juga ditemukan. Hamster betina misalnya, menurut penelitian juga menggunakan dimetil disulfide untuk menarik hamster jantan mendekat.

Tetapi, yang mengejutkan adalah gajah dan ngengat ternyata mempunyai feromon seks yang sama, yakni Z-7-dodesen-1-il. Nah, gimana kalau ketukar pasangan? Untungya, hal itu tidak mungkin terjadi karena ternyata feromon ngengat tidak hanya senyawa itu, ada campuran yang lainnya. Jadi, kalau ngegat betina yang memanggil. Sebaliknya, gajah jantan tidak akan mencium Z-7-dodesen-1-il-asetat yang dikeluarkan ngengat, soalnya indera penciuman gajah tidak cukup peka dengan sedikit Z-7-dodesen-1-il-asetat yang dikeluarkan ngengat. Gajah baru akan sadar kalau ada panggilan kekasihnya yang mengeluarkan Z-7-dodesen-1-il-asetat dalam jumlah banyak.

Ramuan cinta manusia
Bagaimana untuk kasus manusia? Seperti yang tertulis di majalah National Geographic Indonesia, edisi Februari 2006, hasil penelitian Helen Fisher dan kawan-kawan menyatakan bahwa ketika seseorang memandang kekasih hatinya, dopamine akan merangsang bagian ventral tegmental  dan caudate nucleus di otak menyala. Dalam dosis yang tepat, dopamine menciptakan kekuatan, kegembiraan, perhatian yang terpusat, serta dorongan yang kuat untuk memberikan imbalan. Itu sebabnya jatuh cinta dapat membuat makan tak enak, tidur tak nyenyak. Peneliti-peneliti lain menunjukkan bahwa gangguan kimia tubuh memang terjadi ketika seseorang jatuh cinta. Misalnya didapatkan bahwa kadar serotonin orang yang terobsesi dengan kekasihnya 40% lebih rendah dari kadar serotonin orang normal.
Oh ya, katanya kakek-nenek kita dapat rukun sampai mereka lansia juga karena senyawa kimia. Namanya oksitosin. Kesetiaan pada pasangan, menurut penelitian, berhubungan dengan kadar oksitosin yang tinggi. Katanya kadar oksitosin ini dapat ditingkatkan dengan cara masing-masing dari pasangan berusaha menyayangi pasangannya, walau kadang pasangannya menjengkelkan. Itu barangkali nasehat orang tua ‘cinta tumbuh karena biasa’.






Sumber:

Ismunandar. 2007. Kimia Populer, dari kasus merkuri sampai energy matahari. ITB. Bandung. 

2 komentar:

Silahkan jika anda yang ingin komentar, namun tolong gunakan bahasa yang sopan. Atau di kosongkan bila anda tidak ingin menampilkan pesan komentar.