Ternyata dari
mimpilah segala sesuatu akan menjadi kenyataan. Kita diharuskan agar berani bermimpi
untuk menjadi pelopor gerakan kebaikan dan kesolehan bagi seluruh alam. Untuk
dapat mencapai suatu tujuan yang besar dan mulia, ternyata mimpi juga sangat
dibutuhkan agar dapat cepat terealisasi semua keinginan kita. Mungkin bermula
dari mimpi jualah, ternyata ada beberapa pakar orang Indonesia yang iseng
berpikiran aneh untuk menjadikan air sebagai bahan bakar...
Melihat sejarahnya sebenarnya telah cukup lama teknologi bahan bakar air ini ditemukan (sejak tahun 1805), akan tetapi selalu disembunyikan dan ditekan agar tidak keluar untuk menjadi konsumsi publik. Sudah begitu banyak negara dan ilmuwan di seluruh dunia mencoba mengembangkan dan mengaplikasikannya ke motor, mobil, sampai pesawat terbang. Namun penyebarannya dipaksa berhenti karena kepentingan sebagian orang yang punya kuasa dan uang. Dari fakta dan penelusuran kami, penemuan penghematan bahan bakar yang ramah lingkungan, sengaja dihambat dan diredam untuk keuntungan para kapitalis yang berkolusi kepada para penentu kebijakan. Tujuannya tak lain adalah agar uangnya menjadi berlipat-ganda dan kerajaan bisnisnya tidak terganggu. (lebih jauh tentang hal ini baca "Rahasia Bahan Bakar Air" Bab 2 ; Ramalan Jules Verne tentang potensi air, sejarah singkat Watercar & misteri kematian Stanley Meyer) Kami telah membaca teknologi "hydrogen & fuel cell" dari DOE (Department of Energy) USA, namun tak satu pun dokumen tersebut yang menyebut hidrogen dari air murni (pure water)Sampai di halaman terakhir, mereka lebih tertarik hanya meng-ekstraksi hidrogen dari "hydrocarbons". Mereka tidak menyebutkan satu pun dari apa yang dinamakan "On Board Hydrogen Electrolysis" dalam membuat "egas" (gas dari hasil elektrolisis) seperti teknologi brown gas ini. Mereka sibuk dengan pembuatan stasiun bahan bakar hidrogen, berapa harganya per liter, dan lain-lain.
Fakta di balik teknologi
Bahan Bakar Air & penemuan yang dihambat
Melihat sejarahnya sebenarnya telah cukup lama teknologi bahan bakar air ini ditemukan (sejak tahun 1805), akan tetapi selalu disembunyikan dan ditekan agar tidak keluar untuk menjadi konsumsi publik. Sudah begitu banyak negara dan ilmuwan di seluruh dunia mencoba mengembangkan dan mengaplikasikannya ke motor, mobil, sampai pesawat terbang. Namun penyebarannya dipaksa berhenti karena kepentingan sebagian orang yang punya kuasa dan uang. Dari fakta dan penelusuran kami, penemuan penghematan bahan bakar yang ramah lingkungan, sengaja dihambat dan diredam untuk keuntungan para kapitalis yang berkolusi kepada para penentu kebijakan. Tujuannya tak lain adalah agar uangnya menjadi berlipat-ganda dan kerajaan bisnisnya tidak terganggu. (lebih jauh tentang hal ini baca "Rahasia Bahan Bakar Air" Bab 2 ; Ramalan Jules Verne tentang potensi air, sejarah singkat Watercar & misteri kematian Stanley Meyer) Kami telah membaca teknologi "hydrogen & fuel cell" dari DOE (Department of Energy) USA, namun tak satu pun dokumen tersebut yang menyebut hidrogen dari air murni (pure water)Sampai di halaman terakhir, mereka lebih tertarik hanya meng-ekstraksi hidrogen dari "hydrocarbons". Mereka tidak menyebutkan satu pun dari apa yang dinamakan "On Board Hydrogen Electrolysis" dalam membuat "egas" (gas dari hasil elektrolisis) seperti teknologi brown gas ini. Mereka sibuk dengan pembuatan stasiun bahan bakar hidrogen, berapa harganya per liter, dan lain-lain.
Perlu anda
ketahui, pabrik bahan bakar hidrogen sangat mencemari lingkungan, dan bahan
bakar fuel cells SAMA SEKALI TIDAK EFISIEN sebagaimana bahan bakar "On
Board Hydrogen Electrolysis". Tahun 1995 Stanley Meyer telah membuat gas
untuk menjalankan mobilnya, tanpa tangki hidrogen, tanpa bahan bakar fosil (VW
kodok nya dapat menempuh 160 km hanya dengan menggunakan 3 liter air) dan dia
telah mengabdikan hidupnya demi penemuan ini selama 30 tahun. Jadi, apakah yang
terjadi dengan penemuan Stanley Meyer yang luar biasa di abad 21 ini? sungguh
sebuah penemuan yang sangat genius. Penemuan ini akan menjadi salah satu
pioneer solusi ketersediaan bahan bakar alternatif selain minyak yang harganya
semakin tinggi. Sadarkah anda bahwa kemajuan teknologi di bidang otomotif sejak
ratusan tahun yang lalu, nyaris tidak pernah menghasilkan produk mobil yang
irit bahan bakar dan ramah lingkungan? kalaupun ada seperti pada tahun 2002
pabrikan jepang pernah mengeluarkan seri Toyota Eco spirit 100 MPG (45km/L),
tetapi itu hanya bertahan sebentar kemudian produk itu segera ditarik dari
peredaran. Mengapa produk yang hemat bahan bakar itu ditarik dari pasaran?
apakah hal ini terkait dengan kepentingan para pengusaha tamak yang selama ini
menikmati keuntungan dari penggunaan bahan bakar yang boros? Lihat saja di
bidang otomotif, kemajuan yang ditawarkan hanya selalu berkenaan dengan
"fancy" (ukuran besar dan kuat), "trendy",
"futuristik", "safety" (keamanan & kenyamanan),
"powerful" (kekuatan dan tahan bantingan), "acceleration"
(kecepatan), dan disekitar itu saja, walau hal itu tidak ada salahnya untuk
pengembangan model. Hampir tidak ada perusahaan otomotif yang menonjolkan
produk irit bahan bakar, dan ramah lingkungan. kalaupun ada seperti mobil
"hybrid cell", harganya tak terjangkau bagi masyarakat. Adapun isu
mengenai pemanasan global (global warming) dan lain-lain, hanya dibicarakan
sebatas wacana, konferensi dan pertemuan dunia. Sementara realisasinya masih
membutuhkan waktu. semua itu mereka lakukan hanya sekedar "lip
service" agar tidak di cap sebagai perusak bumi, dan penyumbang polusi yang
menyebabkan kerusakan alam. Guna menutupi aksinya tersebut mereka kerap
menggunakan kedok kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan dengan
mengadakan CSR (company social responsibility). Apakah para teknokrat itu tidak
memiliki kemajuan pengetahuan tentang 2 hal tersebut? apakah para ilmuwan tak
ada yang menemukan teknologi demi kedua hal itu? jawabnya adalah
"ADA"..!!