Waktu
mengantarkanku pada titik yang tak berujung
Titik yang luas bak padang rumput hijau yang
terbentang
Aku hanya bagaikan noktah hitam yang bisa saja
terlewatkan oleh sapuan
Angin yang membawa kenangan itu hadir, masuk
ke pori hingga relung jiwa ini
Kenangan lalu yang lama tak bersemayam di
kotak pikirku
Inginku mengantarmu bersama angin desember
Mengalun syahdu meniup wajah serta
rambutmu, bersama tatapanmu yang indah ketika itu
Matahari
tersipu malu, ia tak ingin sedikit pun merusak kedamaian antara aku dan perempuan
terindah yang kusebut ibu
Tangan kecilku menggenggam erat jemari mu,
bibir mungil ini tak sanggup berkata dan tangan ini tak ingin melepas
kepergianmu
Angin
membawamu, melepas genggamanku, kau pergi bersama angin desember ketika itu.
Aku bagaikan noktah yang ingin tertiup angin berharap aku akan berada disisimu
Aku bagaikan noktah yang ingin tertiup angin berharap aku akan berada disisimu
Tapi angin enggan membawaku pergi, angin hanya
membelai wajahku, menata rambutku dan menyeka butiran-butiran kecil kristal yang
menggenang disudut mataku
Matahari
seolah ingin menitikkan air mata, ia perlahan pergi dan tak ingin menampakkan
wajah sedihnya
Angin semakin berhembus, seolah berharap agar aku tak hanya disini berteman
sepi
wahh,,,... keren dini...
BalasHapus